Nama :
Sinta Adik Saputri
Kelas : Perbankan Syariah 2A
NIM :
175231006
Judul : Fi
Zhilalil-Qur’an
Pengarang : Sayyid Quthb
Penerbit :
Darusy-Syuruq
Kota Terbit : Beirut
Tahun terbit : 1412 H/1992
M
Jumlah : 594 hlm.

Fi Zhilalil-Qur’an karya Sayyid
Quthb ini, membuat kita yang membaca Al-Qur’an akan selalu berada di bawah
naungan Allah SWT. Sehingga dengan hanya membaca Al-Qur’an saja, kita sudah
bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan Allah swt. Bahasa yang digunakan
sangat menyentuh pembaca dan membuat pembaca ingin memperjuangkan Islam. Kitab Fi
Zhilalil-Qur’an ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gema
Insani di Jakarta pada Juli 2000. Judul yang diangkat dalam buku terjemahannya
adalah “Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Dibawah Naungan Al-Qur’an Jilid 1”. Diterjemahkan
oleh As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim Hasyarahil, dan Muchotob Hamzah dalam jumlah
408 halaman dan panjang buku 26.5 cm.
Kitab ini memiliki cover berwarna
hitam. Yang mana pada bagian depan terdapat judul buku “Fi
Zhilalil-Qur’an” oleh Sayyid Quthb dengan penerbit Darusy-Syuruq yang huruf-hurufnya
ini berwarna putih dan dikelilingi dengan hiasan-hiasan berwarna putih dan
merah. Sedangkan bagian belakang buku ini polos tanpa hiasan apapun. Buku ini
dicetak dengan kertas hvs –berwarna putih kekuning-kuningan– dan menggunakan
tinta warna hitam. Berbeda dengan cover yang ada pada kitab terjemahannya, di
sini covernya terlihat seperti cover kamus terjemahan dan awalan kitab ini
seperti buku-buku umum. Warna hitam dan krem paling dominan diselimuti dengan
motif hiasan seperti bunga tulip yang terbentuk secara teratur berwarna merah. Warna
putih memberanikan diri untuk menonjolkan tulisan judul dalam tulisan arab,
arti dalam bahasa Indonesia, dan nomor jilid. Judul yang ditulis dalam tulisan
alphabet berwarna krem dan nama penerbit warna pink.
Halaman pertama dari kitab ini
seperti pada Al-Qur’an –yang mana halaman awal berada di halaman belakang dari
buku-buku biasa– diawali dengan halaman yang dipenuhi dengan sebuah lingkaran
yang di dalamnya terdapat tulisan Al-Qur’an dan nama penerbit dan terdapat
hiasan-hiasan cantik berwarna kuning yang mengelilingi lingkaran tersebut
secara sistematis. Kemudian terdapat beberapa pengantar buku, berupa basmalah,
kata pengantar, informasi buku, judul buku, taqdim, mukadimah, dan isi buku.
Sedangkan daftar isi berada di bagian akhir dari kitab ini. Hampir sama dengan
kitab asli, namun terjemahan kitab ini menambah beberapa bagian seperti
informasi dari tim penerjemah, kata pengantar dari tim penerjemah, biografi
pengarang dibagian akhir buku dan daftar isi yang berada di bagian awalan buku
(bukan dibagian akhir).
Penulisan di dalam kitab ini
menggunakan bahasa dengan nilai sastra yang sangat tinggi sehingga sulit untuk dipahami
oleh pembaca. Di dalam kitab tafsir ini penjelasannya berawal dari ayat-ayat
Al-Qur’an yang ditulis terdahulu, kemudian disusul oleh tafsir-tafsir. Tetapi
pada kitab terjemahannya sedikit berbeda dengan kitab aslinya, karena diawali
dengan ayat Al-Qur’an kemudian arti dari ayat tersebut dan terakhir baru
penjelasan berupa tafsir. Penjelasan tafsir di kitab ini dilengkapi dengan
hadis-hadis yang mendukung serta ayat- ayat Al-Qur’an yang menyangkut surat
yang sedang dibahas. Salah satu contoh tafsir yang terdapat dalam kitab ini yaitu surat Al-Fatihah, seperti gambar
di bawah ini:
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugeerahkan nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Dalam kitab tafsir ini, menjelaskan bahwa Surat Al-Fatihah ayat 6-7 ini menjelaskan bahwa pada hakikatnya, Allah adalah petunjuk manusia sehingga peraturan-peraturan Allah yang mengatur gerak manusia dan gerak alam semesta. Oleh karena itu, kita harus selalu berada di jalan yang lurus untuk mengetahui tujuan hidup dengan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah swt. Karena petunjuk yang lurus adalah jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat secara meyakinkan. Dan jalan yang lurus ini adalah jalan orang-orang yang telah diberikan nikmat dari-Nya, bukan jalan orang-orang yang dimurkai karena mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi kemudian berpaling darinya dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat dari kebenaran sehingga tidak tahu jalan kebenaran sama sekali. Jalan itu adalah jalan orang-orang yang bahagia, yang mendapat petunjuk yang akan sampai kepada keridhaan Allah.
Dalam kitab tafsir ini, menjelaskan bahwa Surat Al-Fatihah ayat 6-7 ini menjelaskan bahwa pada hakikatnya, Allah adalah petunjuk manusia sehingga peraturan-peraturan Allah yang mengatur gerak manusia dan gerak alam semesta. Oleh karena itu, kita harus selalu berada di jalan yang lurus untuk mengetahui tujuan hidup dengan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah swt. Karena petunjuk yang lurus adalah jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat secara meyakinkan. Dan jalan yang lurus ini adalah jalan orang-orang yang telah diberikan nikmat dari-Nya, bukan jalan orang-orang yang dimurkai karena mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi kemudian berpaling darinya dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat dari kebenaran sehingga tidak tahu jalan kebenaran sama sekali. Jalan itu adalah jalan orang-orang yang bahagia, yang mendapat petunjuk yang akan sampai kepada keridhaan Allah.
Surat lain yaitu Surat Al-Baqarah yang merupakan
surat yang diturunkan di Madinah, tafsir yang dijelaskan lebih detail dari pada
tafsir di Surat Al-Fatihah. Pasalnya, di surat ini dijelaskan seputar
keberadaan Surat Al-Baqarah, tema-tema pokok, dan pengantar setiap bagian pokok
pembahasan (setiap ruku'/ ع). Pertama dituliskan ayat-ayat dalam satu ruku'/ع yang dilengkapi dengan artinya, kemudian
diceritakan landasan diturunkan ayat-ayat ini ataupun pengantarnya. Setelah itu
baru dijelaskan maksud dari setiap ayat yang terkandung di dalam surat
tersebut. Terkadang saat terdapat penjelasan yang kurang jelas, terdapat foot
note yang akan memperjelas istilah yang kebanyakan orang secara umum belum
mengetahui artinya.
REFLEKSI
Perasaan yang saya rasakan ketika disuruh mencari kitab hanya bingung dan bingung. Alasannya, saya belum pernah memegang kitab-kitab yang ada, tetapi hanya sekedar melihat dan mendengarnya saja sehingga saya belum paham apa yang ada di dalamnya. Saat mencari buku banyak kesulitan yang saya alami, karena kebanyakan kitab tidak boleh dipinjam dan sulit untuk menemukan pasangan dari kitab asli dan terjemahan. Perlu usaha ekstra untuk menemukan kitab ini, hingga membuat saya harus mondar-mandir perpustakaan dan mencocokan satu-satu kitab yang saya temukan. Ketika saya membuka kitab pertama kalinya, saya tidak tahu isinya karena tulisannya Arab gundul.
Oleh karena itu, saya mencari kitab
di jilid pertama yang isinya berupa Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Alasan saya
memilih ini, karena Al-Fatihah yang merupakan surat pembuka dan surat yang
setiap rakaat sholat selalu kita baca, sehingga kita harus benar-benar memahami
surat ini. Selain itu diiriwayatkan dalam
Shahih Muslim dari hadis al-Ala’bin Abdur Rahman, mantan budak al-Hirqah, dari ayahnya,
dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw., beliau bersabda,
Dari pengalaman ini, saya berpikir bahwa pelajaran Metodologi Studi Islam yang diajarkan oleh Bapak Endy Saputro sangat memotivasi saya, karena membuat saya mengerti Islam yang sebagaimana mestinya dengan awalan berkenalan dengan kitab-kitab Islam. Hal ini membuat saya merasa bersyukur karena berkat bimbingan beliau kepada mahasiswanya inilah, membuat kualitas kita menjadi lebih baik dalam hal beragama maupun dalam kedisiplinan dan kemandirian.
1. tampilan luar kitab
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku
membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, separonya untuk-Ku
dan separonya untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.’ Apabila
hamba mengucapkan, ‘alhamdulillahi Rabbil’alamiin’, Allah berfirman,
‘Hamba-Ku telah memuji-Ku. ‘Dan, apabila hamba-Ku mengucapkan, ‘ar-Rahmaanir
Rahiim’, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. ‘maaliki
yaumiddiin’, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuliakan Aku.’ Dan, apabila
hamba mengucapkan, ‘iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’iin’, Allah
berfirman, ‘Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang
minta. ‘Maka apabila hamba itu mengucapkan, ‘ihdinash shiraathal mustaqiim,
shiraathal ladziina an’amta alaihim ghairil ,maghdhuubi alaihim
waladh-dhaalliin’, Allah berfirman, ‘Ini adalah untuk hamba-Ku, dan bagi
hamba-Ku apa yang ia minta.”
Dalam hadis ini sudah jelas
dikatakan bahwa jika surat Al-Fatihah ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa, yaitu Allah akan mengabulkan apa saja yang kita minta.
Dari pengalaman ini, saya berpikir bahwa pelajaran Metodologi Studi Islam yang diajarkan oleh Bapak Endy Saputro sangat memotivasi saya, karena membuat saya mengerti Islam yang sebagaimana mestinya dengan awalan berkenalan dengan kitab-kitab Islam. Hal ini membuat saya merasa bersyukur karena berkat bimbingan beliau kepada mahasiswanya inilah, membuat kualitas kita menjadi lebih baik dalam hal beragama maupun dalam kedisiplinan dan kemandirian.
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar