Langsung ke konten utama

Esai Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an



Nama     : Sinta Adik Saputri
Kelas      : Perbankan Syariah 2A
NIM       : 175231006


Judul               : Fi Zhilalil-Qur’an
Pengarang       : Sayyid Quthb
Penerbit           : Darusy-Syuruq
Kota Terbit      : Beirut
Tahun terbit     : 1412 H/1992 M
Jumlah             : 594 hlm.

Asy-Syahid Sayyid Quthb  merupakan nama lengkap dari Sayyid Quthb. Beliau lahir di Kampung Musyah, Kota Asyut, Mesir pada tanggal 9 Oktober 1906. Sebelum berumur 10 tahun beliau sudah mendapat gelar hafidz, hal ini dapat ia capai karena ia sangat menjunjung islam dan Al-Qur’an. Bahkan ia menempuh pendidikan tinggi di Tajhiziah Darul-‘Ulum (sekarang Universits Kairo) pada tahun 1929 di jurusan ilmu Islam dan sastra Arab. Kemudian ia memperdalam ilmunya di Amerika, lebih tepatnya di Wilson’s Teacher’s College Washington, Greeley College Colorado dan Stanford University California. Setelah itu Sayyid Quthb bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, yang akhirnya membuat beliau ditahan oleh Presiden Mesir karena adanya pelarangan organisasi tersebut. Walaupun dipenjara, beliau berhasil menulis banyak buku, dari buku anak-anak yang menceritakan kisah Nabi Muhammad saw, sampai dengan buku-buku tentang keindahan Al-Qur’an dan Islam. Hingga akhirnya ia meninggal saat masih di sel penjara dengan karya terakhir yang berjudul Ma’aalim fith-Thariq ‘Petunjuk Jalan’(1964).
Fi Zhilalil-Qur’an karya Sayyid Quthb ini, membuat kita yang membaca Al-Qur’an akan selalu berada di bawah naungan Allah SWT. Sehingga dengan hanya membaca Al-Qur’an saja, kita sudah bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan Allah swt. Bahasa yang digunakan sangat menyentuh pembaca dan membuat pembaca ingin memperjuangkan Islam. Kitab Fi Zhilalil-Qur’an ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gema Insani di Jakarta pada Juli 2000. Judul yang diangkat dalam buku terjemahannya adalah “Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Dibawah Naungan Al-Qur’an Jilid 1”. Diterjemahkan oleh As’ad Yasin, Abdul Aziz Salim Hasyarahil, dan Muchotob Hamzah dalam jumlah 408 halaman dan panjang buku 26.5 cm.
Kitab ini memiliki cover berwarna hitam. Yang mana pada bagian depan terdapat judul buku “Fi Zhilalil-Qur’an” oleh Sayyid Quthb dengan penerbit Darusy-Syuruq yang huruf-hurufnya ini berwarna putih dan dikelilingi dengan hiasan-hiasan berwarna putih dan merah. Sedangkan bagian belakang buku ini polos tanpa hiasan apapun. Buku ini dicetak dengan kertas hvs –berwarna putih kekuning-kuningan– dan menggunakan tinta warna hitam. Berbeda dengan cover yang ada pada kitab terjemahannya, di sini covernya terlihat seperti cover kamus terjemahan dan awalan kitab ini seperti buku-buku umum. Warna hitam dan krem paling dominan diselimuti dengan motif hiasan seperti bunga tulip yang terbentuk secara teratur berwarna merah. Warna putih memberanikan diri untuk menonjolkan tulisan judul dalam tulisan arab, arti dalam bahasa Indonesia, dan nomor jilid. Judul yang ditulis dalam tulisan alphabet berwarna krem dan nama penerbit warna pink.
Halaman pertama dari kitab ini seperti pada Al-Qur’an –yang mana halaman awal berada di halaman belakang dari buku-buku biasa– diawali dengan halaman yang dipenuhi dengan sebuah lingkaran yang di dalamnya terdapat tulisan Al-Qur’an dan nama penerbit dan terdapat hiasan-hiasan cantik berwarna kuning yang mengelilingi lingkaran tersebut secara sistematis. Kemudian terdapat beberapa pengantar buku, berupa basmalah, kata pengantar, informasi buku, judul buku, taqdim, mukadimah, dan isi buku. Sedangkan daftar isi berada di bagian akhir dari kitab ini. Hampir sama dengan kitab asli, namun terjemahan kitab ini menambah beberapa bagian seperti informasi dari tim penerjemah, kata pengantar dari tim penerjemah, biografi pengarang dibagian akhir buku dan daftar isi yang berada di bagian awalan buku (bukan dibagian akhir).
Penulisan di dalam kitab ini menggunakan bahasa dengan nilai sastra yang sangat tinggi sehingga sulit untuk dipahami oleh pembaca. Di dalam kitab tafsir ini penjelasannya berawal dari ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis terdahulu, kemudian disusul oleh tafsir-tafsir. Tetapi pada kitab terjemahannya sedikit berbeda dengan kitab aslinya, karena diawali dengan ayat Al-Qur’an kemudian arti dari ayat tersebut dan terakhir baru penjelasan berupa tafsir. Penjelasan tafsir di kitab ini dilengkapi dengan hadis-hadis yang mendukung serta ayat- ayat Al-Qur’an yang menyangkut surat yang sedang dibahas. Salah satu contoh tafsir yang terdapat dalam kitab ini yaitu surat Al-Fatihah, seperti gambar di bawah ini:
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugeerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
 Dalam kitab tafsir ini, menjelaskan bahwa Surat Al-Fatihah ayat 6-7  ini menjelaskan bahwa pada hakikatnya, Allah adalah petunjuk manusia sehingga peraturan-peraturan Allah yang mengatur gerak manusia dan gerak alam semesta. Oleh karena itu, kita harus selalu berada di jalan yang lurus untuk mengetahui tujuan hidup dengan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah swt. Karena petunjuk yang lurus adalah jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat secara meyakinkan.  Dan jalan yang lurus ini adalah jalan orang-orang yang telah diberikan nikmat dari-Nya, bukan jalan orang-orang yang dimurkai karena mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi kemudian berpaling darinya dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat dari kebenaran sehingga tidak tahu jalan kebenaran sama sekali. Jalan itu adalah jalan orang-orang yang bahagia, yang mendapat petunjuk yang akan sampai kepada keridhaan Allah.
Surat lain yaitu Surat Al-Baqarah yang merupakan surat yang diturunkan di Madinah, tafsir yang dijelaskan lebih detail dari pada tafsir di Surat Al-Fatihah. Pasalnya, di surat ini dijelaskan seputar keberadaan Surat Al-Baqarah, tema-tema pokok, dan pengantar setiap bagian pokok pembahasan (setiap ruku'/ ع). Pertama dituliskan ayat-ayat dalam satu ruku'/ع yang dilengkapi dengan artinya, kemudian diceritakan landasan diturunkan ayat-ayat ini ataupun pengantarnya. Setelah itu baru dijelaskan maksud dari setiap ayat yang terkandung di dalam surat tersebut. Terkadang saat terdapat penjelasan yang kurang jelas, terdapat foot note yang akan memperjelas istilah yang kebanyakan orang secara umum belum mengetahui artinya.

REFLEKSI
Perasaan yang saya rasakan ketika disuruh mencari kitab hanya bingung dan bingung. Alasannya, saya belum pernah memegang kitab-kitab yang ada, tetapi hanya sekedar melihat dan mendengarnya saja sehingga saya belum paham apa yang ada di dalamnya. Saat mencari buku banyak kesulitan yang saya alami, karena kebanyakan kitab tidak boleh dipinjam dan sulit untuk menemukan pasangan dari kitab asli dan terjemahan. Perlu usaha ekstra untuk menemukan kitab ini, hingga membuat saya harus  mondar-mandir perpustakaan dan mencocokan satu-satu kitab yang saya temukan. Ketika saya membuka kitab pertama kalinya, saya tidak tahu isinya karena tulisannya Arab gundul.
Oleh karena itu, saya mencari kitab di jilid pertama yang isinya berupa Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Alasan saya memilih ini, karena Al-Fatihah yang merupakan surat pembuka dan surat yang setiap rakaat sholat selalu kita baca, sehingga kita harus benar-benar memahami surat ini. Selain itu diiriwayatkan dalam Shahih Muslim dari hadis al-Ala’bin Abdur Rahman, mantan budak al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw., beliau bersabda,
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, separonya untuk-Ku dan separonya untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.’ Apabila hamba mengucapkan, ‘alhamdulillahi Rabbil’alamiin’, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku. ‘Dan, apabila hamba-Ku mengucapkan, ‘ar-Rahmaanir Rahiim’, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. ‘maaliki yaumiddiin’, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuliakan Aku.’ Dan, apabila hamba mengucapkan, ‘iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’iin’, Allah berfirman, ‘Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang minta. ‘Maka apabila hamba itu mengucapkan, ‘ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathal ladziina an’amta alaihim ghairil ,maghdhuubi alaihim waladh-dhaalliin’, Allah berfirman, ‘Ini adalah untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”
Dalam hadis ini sudah jelas dikatakan bahwa jika surat Al-Fatihah ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa, yaitu Allah akan mengabulkan apa saja yang kita minta.
 

Dari pengalaman ini, saya berpikir bahwa pelajaran Metodologi Studi Islam yang diajarkan oleh Bapak Endy Saputro sangat memotivasi saya, karena membuat saya mengerti Islam yang sebagaimana mestinya dengan awalan berkenalan dengan kitab-kitab Islam. Hal ini membuat saya merasa bersyukur karena berkat bimbingan beliau kepada mahasiswanya inilah, membuat kualitas kita menjadi lebih baik dalam hal beragama maupun dalam kedisiplinan dan kemandirian. 


LAMPIRAN

        1.  tampilan luar kitab


2. salah satu isi kitab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pondok Pesantren Nurul Qur'an

Nama    : Sinta Adik Saputri NIM     : 175231006 Kelas    : Perbankan Syariah 2A PONDOK PESANTREN NURUL QUR’AN Pondok Pesantren Nurul Qur’an merupakan pondok pesantren salafiyah yang terletak di Desa Teter, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Pendirian pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Subur Aditama. S.Pd.I   dan Hj. Siti Amanatun Al-Hafidzah   yang  merasa sangat prihatin dengan Desa Simo karena p engetahuan terhadap agama sangat sedikit dan kebanyakan warganya beragama Kristen. Bahkan disana tidak terdengar sedikitpun suara orang yang mengaji. Oleh karenanya, Abah ( KH. Subur Aditama. S.Pd.I ) mengumpulkan anak-anak dan mendirikan TPA untuk mengaji pada tahun 1990-an. TPA ini dulu bernama “Pendidikan Al-Qur’an dan Islam Teter . ” Tahun 1995an para santri mulai berdatangan dan bermukim untuk belajar mengaji. Walaupun awalnya, mereka tinggal bersama di ndalem keluarga Abah sebab belum adanya asrama. Pada tah...

Cold 'n Brew

Nama    : Sinta Adik Saputri NIM     : 175231006 Kelas    : Perbankan Syariah 2A Coffee Shop Sebagai Komponen Gaya Hidup Modern Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat dan cepat. Hal ini juga mempengaruhi gaya hidup modern atau yang biasa disebut dengan lifestyle, yang sekarang ini sangat digandrungi oleh masyarakat dunia. Ciri-ciri dari gaya hidup modern antara lain: 1.       Merayakan peristiwa-peristiwa penting dengan bermegah-megahan, seperti dalam acara pernikahan, perayaan hari ulang tahun, dan lain-lain. 2.       Menjamurnya alat komunikasi yang memudahkan seseorang berhubungan dengan orang lain tanpa bertatap muka secara langsung, seperti handphone , internet, media sosial, dll. 3.       Manusia yang selalu menginginkan sesuatu dengan cara yang instan, seperti makanan junkfood yang instan, ...