Nama :
Sinta Adik Saputri
Kelas :
Perbankan Syariah 2A
NIM :
175231006
Jumlah
kata : 836
Tanah
Bergerak Mengusik Aktivitas Masyarakat Kecamatan Karangkobar
Karangkobar merupakan salah satu
kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Kebanyakan
orang mungkin sering mendengar nama ini. Iya, betul. Karangkobar merupakan
tempat dimana dulu pada bulan Desember 2014 terjadi bencana longsor, tepatnya
berada di Dusun Jemblung, Desa Sampang. Wilayah ini sering terjadi longsor karena letaknya di
wilayah pegunungan dan memiliki curah hujan yang tinggi. Sehingga fenomena
tanah bergerak yang terjadi, sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat di
sana.
Baru-baru ini, longsor dan jalan amblas
terjadi lagi di berbagai titik rawan. Beberapa yang paling berpengaruh terhadap
kegiatan masyarakat wilayah Karangkobar yaitu Longsor di Jalan Paweden
Karangkobar dan Jalan Sikelir Wanayasa, serta jalan amblas di Sibelis
Paninggaran. Lalu bagaimana longsor tersebut berpengaruh terhadap kegiatan
masyarakat Kecamatan Karangkobar? Alasannya karena jalan tersebut merupakan
jalan penghubung ke kota maupun ke kabupaten lain. Lebih jelasnya kita lihat
penjelasan di bawah ini.
Jalan di Paweden yang merupakan jalan
provinsi Banjarnegara-Pekalongan longsor pada hari Jumat sore, 9 Februari 2018.
Hal ini terjadi lantaran hujan deras turun sejak Kamis (08/02/2018) hingga Jumat
(09/02/2018). Luas tanah longsor mencapai 3.6 hektare dengan longsor sepanjang 287
meter, lebar 126 meter, dan ketebalan 8 meter. Bahkan jalan yang belum lama diresmikan
ini, bergeser dari jalan sebelumnya sekitar belasan meter dan ada yang masuk
jurang.
Pemerintah kabupaten Banjarnegara
mengerahkan enam excavator pada Senin, 12/02/2018. Saat pembersihan
material oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara dan Bina
Marga Provinsi Jawa Tengah, tanah kembali bergerak. Kondisi tanah yang masih
bergerak membuat excavator tidak langsung dioperasikan karena dapat membahayakan
petugas. Sehingga pembersihan yang dilakukan ditunda hingga cuaca mendukung.
Namun selang beberapa waktu dari
masalah longsor Paweden, pergerakan tanah terjadi lagi di jalur yang sama
sekitar 500 m dari lokasi longsor. Hal ini terjadi pada hari Kamis, 27 Februari
2018. Pergerakan tanah ini menyebabkan rekahan badan jalan sekitar 30 cm, serta
menimbulkan jalan amblas sedalam 1 meter. Sehingga akses jalan
Banjarnegara-Pekalongan atau Banjarnegara-Karangkobar kembali lumpuh total.
Oleh karena dua kejadian ini, semua kendaraan harus melewati jalur alternatif Pasar
Gripit-Kalibening atau Pasar Gripit-Pagerpelah-Slatri-Karangkobar dengan jarak
tempuh yang lebih jauh dan cukup ekstrem.
Ternyata, pergerakan tanah di
daerah ini sudah terjadi sejak 1970-an, hingga membuat perkebunan pinus yang semula
sejajar dengan permukaan jalan amblas puluhan meter dan membentuk jurang yang
cukup dalam. Seringnya aktivitas jalan longsor dan amblas ini menyebabkan jalan
sering diperbaiki. Selain itu, Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah pun sudah membeton
jalan yang diperkuat dengan talut. Namun, bencana itu tak bisa dihindari.
Jalan penghubung Banjarnegara
dengan wisata Dieng juga ditutup karena Tanjakan Sikelir, Dusun Clibikan, Desa
Wanayasa, Kecamatan Wanayasa longsor. Tanah pada tebing setinggi 15 m longsor
pukul 00.30 WIB Kamis (22/02/2018) karena diguyur hujan lebat. Retakan tanah
memanjang sekitar 80 m dengan lebar antara 1-5 cm. Kepala BPBD Banjarnegara,
Arief Rahman menghubungi Bina Marga Provinsi Jawa Tengah untuk membersihkan
longsor dengan cepat. Pembersihan material longsor dibantu warga Wanayasa dan Wanaraja.
Selain jalan menuju Kota
Banjarnegara dan wisata Dieng, jalan di Pekalongan tepatnya di tikungan tajam Sibelis,
Desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran amblas hari Sabtu, 17 Februari 2018. Jalan penghubung
Kajen-Paninggaran dan Paninggaran-Kalibening Banjarnegara ini amblas sekitar
20-30 cm. Beberapa hari setelahnya,
jalan itu kembali amblas tepatnya pada Kamis (22/02/2018). Amblas yang terjadi
lebih parah dari sebelumnya, yaitu sedalam 1 meter, lebar 20 m dan panjang 30 m. Oleh karena itu jalan putus
total dari pukul 04.00-10.00 WIB. Jalan amblas karena tanah yang begitu labil
dan hujan lebat hari Rabu. Diketahui dari warga setempat, dulu Januari 2014 lokasi
jalan amblas ini juga sempat amblas sedalam 2 meter.
Lalu apa saja kegiatan masyarakat
di Karangkobar yang menjadi terganggu karena ketiga longsor tersebut? Pertama,
kegiatan ekonomi. Karangkobar merupakan titik tengah di antara ketiga
longsor-longsor tersebut. Sehingga barang-barang yang pemasokannya berasal dari
luar daerah menjadi langka dan menyebabkan harganya melonjak naik. Misalnya
saja kebutuhan rumah tangga (buah-buahan, gas elpigi, ikan laut, dll), pupuk
pertanian, hingga bensin eceran. Hasil produksi lokal juga tidak bisa
disalurkan ke daerah lain.
Kedua,
kegiatan sosial. Transportasi yang biasanya menghubungkan kecamatan ini dengan
Kota Banjarnegara menjadi sangat jarang. Kalaupun ada harganya sangat mahal dan
harus berganti bis saat berada di longsor Paweden. Akhirnya, hal ini membuat
orang yang akan bepergian ke wilayah lain menjadi terganggu. Tak hanya
berdampak dalam kegitan ekonomi dan sosial, dampak yang terjadi juga terus
meluas ke semua aspek kehidupan. Contohnya dalam pendidikan, aktivitas guru dan
siswa terganggu karena harus bersusah payah melewati jalan longsor ataupun
dengan menempuh jarak yang lebih jauh untuk memenuhi kewajiban mereka di
sekolah. Kesehatan masyarakat juga mendapat imbasnya, karena mereka tidak bisa berobat
ke Rumah Sakit yang ada di Kota.
Oleh karena pentingnya jalan-jalan
tersebut, seharusnya pemerintah dan pihak yang berwajib cepat mengatasi masalah
ini. Sehingga jalan longsor dan amblas bisa dilewati kendaraan dan aktivitas
masyarakat bisa normal kembali. Peran masyarakat juga dibutuhkan dalam masalah
ini, mereka harus mencegah bencana tanah bergerak dengan cara penanaman pohon,
penimbunan genangan air, membuat terasering, dan lain-lain. Agar peran tersebut
berlangsung, sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi tentang tanah bergerak
kepada masyarakat.
Bagus sekali mbakk artikelnya warbiasyah👍👍👍
BalasHapus